
About Me
Tes Drive Hyundai Stargazer Prime: Kelebihannya Ada saat Perjalanan Jarak Jauh
Sesudah sah melaju di GIIAS 2022, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) ajak kembali media untuk mencoba Stargazer. Kali ini bukanlah berkeliling-keliling disekitaran pabrik, tetapi langsung terjang jalur antarkota-antarprovinsi, dari Jawa Timur ke Jawa tengah. Jalur Surabaya-Malang-Solo jadi pembuktian pertama kami mengetes Hyundai Stargazer untuk perjalanan jarak jauh.
Carvaganza dan Oto kebenaran ada dalam unit yang serupa, yakni Stargazer Prime dengan captain seat. Ya, captain seat alias jok individualis di baris ke-2 jadi USP (unique selling poin) Hyundai Stargazer dalam kelasnya. Terkecuali Wuling Confero yang harga tidak bergesekan, tidak ada Low MPV lain di Indonesia yang punyai komposisi captain seat.
Mesin berpijar lembut hampir tanpa getaran dalam kabin saat tombol Start/Setop dipencet. Hyundai memperlengkapi Stargazer dengan mesin dan transmisi yang serupa seperti Creta. Unit 1.5 ltr Smartstream bensin dengan transmisi IVT hasilkan 113 ponsel dan torsi 144 Nm.
Rekomendasi: Daftar Harga Honda Makassar, Termurah Kondisi Terbaik
Padatnya torsi langsung berasa semenjak awalnya akselerasi, yang diteruskan ke roda depan dengan linear. Walau dicangkok, watak perform Stargazer kami rasa lebih lembut dibandingkan Creta. Tidaklah aneh ingat tujuan fragmennya yang ke arah keluarga, supaya semakin nyaman. Dan Creta yang berbentuk SUV (sport utility vehicle) condong ke sporti serta lebih responsive.
Awalnya perjalanan kami segera dihidangkan lajur jalan tol ke arah kota Surabaya. Tidak mau cepat-cepat mengegas performnya, kami lajukan rileks MPV 7-seater ini. Selainnya pendistribusian energinya yang linear, Stargazer ternyata punyai ayunan suspensi lembut tetapi firm. Lewat di jalan tol yang aspalnya mulus dengan kecepatan rerata 80 km/jam, bantingan suspensinya benar-benar bermoral, dengan keadaan diisi 3 orang dan bagasi dengan beberapa bawaan lumayan besar.
Perform dan watak Stargazer barusan makin berasa santun saat berpindah ke jalanan dalam kota. Di tengah-tengah padatnya jalan raya Surabaya pada pagi hari itu, gampang untuk melejit salip kendaraan lain. Akselerasi dapat dilaksanakan secara mudah tetapi tanpa sepakatkan kenyamanan penumpang. Kabinnya juga berasa lumayan baik kekedapannya, untuk sebuah MPV sekelasnya. Suara berisik dari kendaraan lain di muka tidak begitu bising kedengar.
Sesudah sempat istirahat untuk brunch, kami meneruskan perjalanan ke arah Malang dari Surabaya. Memang jaraknya tidak demikian jauh, dengan durasi waktu rerata 1 jam. Tetapi melalui jalan tol dalam jarak nyaris 100 km, jadi tempat bagus untuk pembuktian Stargazer. Lantas lintasi saat baru masuk tol cukup repot, dengan ramainya kendaraan berat. Gabungan perform mesin dan suspensinya memungkinkannya manuver melalui serangkaian bis dan truk besar lumayan gampang, bahkan juga konstan.
Suspensi Hyundai Stargazer sama seperti yang kami sebutkan barusan, meminimalkan dampak sempoyong saat sentuh kecepatan tinggi. Kami sempat capai 120 km/jam waktu lalu lintasi lebih sepi. Bodi Stargazer berasa oke di kecepatan tinggi, hingga kemudi tidak berasa kebuang ke kanan-kiri, dan bodi roll ditahan secara baik. Oh iya, kekedapan kabinnya bisa dapat acungan jempol di keadaan ini, mungkin saja dampak design exterior yang efektif dari segi aerodinamikanya.
Sebagai sopir, hal yang penting jadi catatan ialah visibility yang kurang optimal. Pertama, ujung kap mesin tidak kelihatan dari balik kemudi karena benar-benar rendah. Ke-2 , tempat pandang ke depan cukup tersita oleh frame mtr. klaster yang tebal dan tinggi, bahkan juga tingginya lebih dari titik teratas dari kemudi. Ke-3 , pilar A yang panjang di depan cukup mengusik saat ingin menyaksikan ke samping, walau disiapkan kaca extra pada bagian sudutnya.
Jalan tol ke arah Malang yang panjang dan lengang memberikan peluang untuk coba serangkaian feature SmartSense. Untuk mengirit energi, kami gunakan Cruise Kontrol. Lantas feature yang terasa sangat peranannya jaga keselamatan ialah Lane Keeping Assist (LKA) dan Lane Following Assist (LFA). LKA secara automatis membaca marka jalan memakai radar, berikan teguran saat melalui garis jalur tanpa kode. Sementara LFA dapat diaktifkan lewat tombol di kemudi untuk jaga status mobil tidak keluar jalur, yang hendak dibarengi revisi kemudi.
Disamping itu, dua feature yang lain peranannya sama-sama bersinergi yakni Rear Cross-Traffic Collision-avoidance Assist (RCTA) dan Blind-spot Collision Warning (BCW). Sama dengan Creta, bermanfaat menahan berlangsungnya kecelakaan dengan kendaraan dari tempat yang tidak kelihatan, saat kita menghidupkan sein untuk beralih jalur. Disamping itu masih tetap ada Forward Collision-avoidance Assist (FCA) dan Blind-spot Collision-avoidance Assist (BCA) yang semakin terasa perannya dalam kecepatan rendah. Stargazer dengan SmartSense menjadikan salah satunya Low MPV dengan feature keselamatan hebat terkomplet.
Tetapi tunggangi Stargazer tidak hanya masalah sopir. Kenyamanan untuk penumpang jadi selling poin Hyundai di mobil ini. Bangun, rekanan semobil kami, pilih semakin banyak untuk duduk di captain seat. Menurut dia, selainnya berasa terbatas, jadi penumpang dia mengaku nyaman dan memberikan dukungan untuk dihandalkan melancong jauh dalam durasi waktu panjang. Karena sangat kerasannya di captain seat, dia sempat tertidur di tengah-tengah perjalanan.
Sesudah menyikat bentang aspal rata di jalan tol, kontur jalan berbeda naik saat masuk kota Malang. Ini kali jadi waktunya pembuktian apa drivetrain Stargazer oke untuk dibawa lalui tanjakan. Kebenaran, saat sebelum datang di pemondokan hari awal, barisan kelompok sempat berhenti di tengah-tengah tanjakan.
Saat akan balik lajukan mobil, Hill-Start Assist Kontrol (HCA) beberapa menit meredam supaya tidak melaju turun. Naik juga tidak susah, cukup hanya mencapai pedal gas secara bertahap, dan torsi dapat kita cicipi tanpa masalah. Ini semua dilaksanakan tanpa mengubah transmisi atau Drive Model ke pilihan Sport, masih di model Normal. Selainnya dua itu, masih tetap ada model Eco dan Smart yang dapat digunakan berkendaraan dengan Stargazer.
Astra Daihatsu Makassar membuat Stargazer tidak cuma jadi model transportasi keluarga yang di-claim nyaman, tetapi juga diberi banyak feature hebat. Sebutlah saja SmartSense untuk masalah keselamatan dan Bluelink untuk keamanan. Ini menjadikan sebagai salah satunya Low MPV (Multi Purpose Vehicle) dengan feature terkomplet dalam kelasnya, bila bukan yang terkomplet.
Dari Malang, kami ditujukan kembali lagi ke Surabaya, saat sebelum selanjutnya ke arah Solo. Lebih kurang keadaan perjalanannya sama dengan saat pergi pada hari awal. Bahkan juga, sampai datang di Solo, dikuasai batas jalan tol Trans Jawa.
Malang ke arah Surabaya diwarnai lajur tol yang condong datar . Maka perform tidak demikian dituntut dari MPV 7-seater yang punyai pilihan captain seat ini. Apa lagi kami tidak mengegas mesin untuk meluncur kuat, jadi kami cicipi kembali bagaimana nyamannya Stargazer. Kecepatan optimal yang dipakai pada babak ini ialah 100 km/jam.
Nikmati cerahnya cuaca di Jawa Timur, sekalian menggunakan Cruise Kontrol untuk mengirit energi sepanjang berkendaraan bersama Stargazer. Memanglah tidak diperlengkapi peranan adaptive, tetapi minimal telah berperan untuk membikin perjalanan semakin nyaman. Apa lagi beberapa dari perjalanan ini diselipin dengan Fuel Economy Challenge yang tentu saja akan cukup melelahkan dan fokus.